DESAIN Alternatif LOGO PNJ dan Filosofi
Filosofi Logo ketupat
Logo berbentuk ketupat memiliki makna menuju kesempurnaan.
Terbentuk dari dua bujur sangkar yang menjadi dasar keseimbangan alam dengan
mengambil dasar arah mata angin dan energi yang spiritual.
Secara tersirat logo ini juga diibaratkan pertemuan antara
ibu jari dan telunjuk yang dimaknai umat manusia sebagai huruf “O” yang secara
semiotika diakui di seluruh dunia sebagai simbol “OK” atau “SEMPURNA”.
·
Logo dibentuk dari ¼ lingkaran yang dihubung-hubungkan
sedemikian rupa sehingga membentuk daun dan air sebagai analogi dari “Bertumbuh”
dan “Mengalir”
·
Warna Biru bermakna Pengetahuan yang luas dan
Teknologi sesuai dengan bidang amanat dari PNJ yang bergerak memajukan
pendidikan dan kemampuan anak bangsa.
·
Mengutip juga filosofi Ketupat Lebaran yang
berbentuk Jajaran Genjang Belah Ketupat, bentuk segi empat ternyata wujud dari
prinsip “kiblat papat lima pancer” yang berarti empat arah mata angin dan satu
pusat.
Prinsip tersebut kalau diotak-atik maknanya berarti empat arah mata angin utama, yaitu
timur, selatan, barat, dan utara yang bertumpu di satu pusat.
Bila salah satu arah mata angin itu hilang, maka keseimbangan alam goyah. Terjemahan bebas filosofi tersebut bisa dikaitkan dengan arah jalan hidup manusia.
Ke mana pun arah yang ingin ditempuh manusia hendaknya tidak akan lepas dari pusatnya, yaitu Allah Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, agar tidak goyah maka manusia harus tetap ingat kepada Sang Khalik sebagai pusat dari segalanya.
Ada pula yang mengartikan prinsip “kiblat papat lima pancer” bahwa ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah.
Prinsip tersebut kalau diotak-atik maknanya berarti empat arah mata angin utama, yaitu
timur, selatan, barat, dan utara yang bertumpu di satu pusat.
Bila salah satu arah mata angin itu hilang, maka keseimbangan alam goyah. Terjemahan bebas filosofi tersebut bisa dikaitkan dengan arah jalan hidup manusia.
Ke mana pun arah yang ingin ditempuh manusia hendaknya tidak akan lepas dari pusatnya, yaitu Allah Yang Maha Esa. Oleh sebab itu, agar tidak goyah maka manusia harus tetap ingat kepada Sang Khalik sebagai pusat dari segalanya.
Ada pula yang mengartikan prinsip “kiblat papat lima pancer” bahwa ke mana pun manusia menuju, pasti selalu kembali kepada Allah.
·
Untuk bentuk diatas, bentuk kerucut adalah
stilasi bentuk dari Monas yang dijadikan identitas dasar atau Landmark yang
mewakili eksistensi PNJ sebagai Politeknik dengan identitas wilayah Jakarta.
Filosofi Logo “Pusaran
Semesta”
Mengacu pada konsep perkembangan dan perputaran maka konsep
visual ini mengambil bentuk dasar gerakan sentrifugal dan “Golden Ratio”
Fibonacci.
Sebagai sebuah gerak perkembangan yang dinamis akan menjadi
sebuah pusaran yang terus mengembang dan meluas. Sesuai dengan visi dan misi
PNJ yang mendunia dan memberi “Dampak” yang kuat di setiap pergerakkannya logo
ini dibuat sirkular sentrifugal.
Lingkar fibonacci adalah simbol kesempurnaan estetis
Yang dapat kita temui juga sebagai kesempurnaan dari Sang
Pencipta
PNJ adalah lembaga atau institusi pendidikan nasional yang
menjadi pusat dari kemampuan dan keilmuan yang menebarkan benih-benihnya
keseluruh penjuru dan menebarkan hasil kebaikannya bagi bangsa, negara dan umat
manusia.
Lima Elemen berwarna biru adalah lima unsur Pancasila dengan
Bulatannya sebagai poros atau sumbu yang bermakna tunggal dari Tuhan YME.
Tiga Kisi atau Sayap berwarna oranye adalah Tridarma
Perguruan Tinggi yang menggunakan warna oranye sebagai analogi bahwa Tridarma
Perguruan Tinggi Di PNJ sangat dinamis dan hidup.
Mengapa Kerang atau Rumah Siput? Karena PNJ adalah “RUMAH”
bagi segenap civitas Akademika warganya dengan segala dinamika dan
kompleksitasnya dalam bertumbuh yang dibangun sedemikian rupa hingga menjadi
sebuah rumah yang sempurna kelak.
Filosofi Logo “CAKRAM”
Salah satu ide lain adalah Senjata tradisional khas Asia.
Cakram dipilih karena bentuknya tidak nyata secara fisik sebagai senjata namun
tetap sangat mematikan. Cakram adalah senjata yang memerlukan kemampuan khusus
untuk menggunakannya tidak seperti keris, pedang ataupun tombak.
Dengan tetap berkonsep pada Lingkaran sentrifugal (lihat
konsep development) Cakram ini didesain dengan 3 kepingan terpisah yang
dianalogikan menjadi Tridarma Perguruan Tinggi dengan Lima luk warna sebagai
perwujudan dari Pancasila.
Cakram atau dalam bahasa aslinya Chakra berarti roda atau
lingkaran namun disisi lain Chakra juga berarti energi murni yang dimiliki
manusia yang bila diolah akan menjadi sebuah kekuatan yang dahsyat.
Energi ini dianalogikan sebagai ilmu dan kemampuan yang bila
diamalkan dengan tepat maka akan memberikan manfaat yang luarbiasa bagi umat
manusia.
Sumber visual :
Sangat menginspirasi sekali, saya harap logo ini bisa di aplikasikan dan mengganti logo yang laman.
BalasHapus